tag:blogger.com,1999:blog-8498165751710351202024-03-14T05:27:46.970+07:00Bicara Ibu dan AnakKumpulan Artikel tentang Ibu dan Anakdeehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-64966814953846345662011-11-24T13:44:00.000+07:002011-11-24T13:44:05.109+07:00Bacaan Al-Qur’an mampu merangsang IQ anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdS8RxBlRyoz8DmNoTd2Lkbao3DpA_2m5RTGH6yS0W6u0IBk8E0wWE_WrEq-QALi9ZCHLlJ6cjZYW7Xm29WrJHKbMUGNl2Hz_gyqdfKZn-kNAqHhyphenhyphenQPdW7oKS7hKne6LqJ10NXJfoUOdKI/s1600/anakbacaQuran.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdS8RxBlRyoz8DmNoTd2Lkbao3DpA_2m5RTGH6yS0W6u0IBk8E0wWE_WrEq-QALi9ZCHLlJ6cjZYW7Xm29WrJHKbMUGNl2Hz_gyqdfKZn-kNAqHhyphenhyphenQPdW7oKS7hKne6LqJ10NXJfoUOdKI/s1600/anakbacaQuran.jpeg" /></a></div>Ketika bacaan ayat-ayat Kitab Suci itu diperdengarkan dekat mereka, teryata Al-Qur’an mampu merangsang tingkat inteligensia (IQ) pada anak. Dr. Nurhayati , seorang Dokter dari Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an pada bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam. Menurutnya, bayi yang berusia 48 jam akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang. <br />
<br />
Dengan mendengarkan lantunan Al-Quran, detak jantung bayi menjadi teratur. Apalagi jika dibacakan langsung oleh orang tuanya, terutama Ibunya. Jadi bukan hanya bacaan murotal yang ditempelkan ke perut sang Ibu, namun lebih afdhol lagi sang Ibu yang melantunkan sendiri tilawah Al-Quran. Al-Quran menimbulkan rasa cinta kepada Tuhannya. Jadi, bila bacaan Al-Qur’an diperdengarkan kepada bayi, akan merupakan bekal bagi masa depannya sebagai Muslim, dunia maupun akhirat.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Ternyata ketika Al-Qur’an diperdengarkan dengan tepat dan benar, dalam artian sesuai tajwid dan makhraj, Al-Qur’an mampu merangsang syaraf-syaraf otak pada anak. Komposisi yang kompleks dan harmonis, yang secara psikologis merupakan jembatan otak kiri dan otak kanan, yang output-nya berupa peningkatan daya tangkap/konsentrasi. Oleh karena itu penting sekali bagi orang tuan untuk bisa ilmu tajwid. Paling tidak Tahsin Quran harus baik.Kalau berniat menjadikan anak sebagai ahlul Quran tentu niat saja tidak cukup, tapi orang tua harus terlibat. <br />
<br />
Ingat, neoron pada otak bayi yang baru lahir itu umumnya bak “disket kosong siap pakai”. Berarti, siap dianyam menjadi jalinan akal melalui masukan berbagai fenomena dari kehidupannya. Pada gilirannya terciptalah sirkuit dengan wawasan tertentu. Istilah populernya apalagi kalau bukan “intelektual”. Sedangkan anyaman tersebut akan sernakin mudah terbentuk pada waktu dini. Neoron yang telah teranyam di antaranya untuk mengatur faktor yang menunjang kehidupan dasar seperti detak jantung dan bernapas. Sementara neoron lain menanti untuk dianyam, sehingga bisa membantu anak menerjemahkan dan bereaksi terhadap dunia luar.<br />
<br />
Selama dua tahun pertama anak mengalami ledakan terbesar dalam hal perkembangan otak dan hubungan antar sel (koneksi). Lalu setahun kemudian otak mempunyai lebih dari 300 trilyun koneksi, suatu kondisi yang susah terjadi pada usia dewasa, terlebih usia lanjut. Makanya para pakar perkembangan anak menyebut usia balita sebagai golden age bagi perkembangan inteligensia anak.<br />
<br />
Memang bila orangtua tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan jalan membantu dari belakang, maka tetap tidak akan mempengaruhi kemampuan otak anak dalam menganyam neoron, karena kesempatan untuk memperkuat koneksi otak terbuka luas selama masa anak-anak. Tetapi tentu akan semakin baik bila orangtua pun ikut aktif membantu.<br />
<br />
Otak telah tumbuh jauh sebelum bayi lahir. la telah mulai bekerja yang hasilnya merupakan benih penginderaan berdasarkan prioritas. Umumnya pendengaran lebih dulu. Jadi, selama masa itu penting sekali untuk selalu menghadirkan lingkungan kondusif dan baik bagi perkembangan otaknya. Hilangnya lingkungan ini hanya akan membuat otak menderita dan menganggur yang gilirannya mempengaruhi tingkat kecerdasannya.<br />
<br />
Dalam kaitan upaya meningkatkan pribadi Muslim, seyogyanya bayi sudah diperdengarkan bacaan Al-Qur’an sejak dalam rahim. Jadi, bila ada anjuran kepada ibu-ibu hamil untuk rajin membaca Al-Qur’an menjelang bersalin, itu ada dasar ilmiahnya juga. Makin baik dan benar bacaan itu, makin baik hasilnya. Tujuannya tentu saja bukan mengajak bayi memahami substansi atau makna kandungan ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi memperkuat daya tangkap/konsentrasi otak bayi. Sehingga akan semakin mudahlah ia menghafal ayat-ayat Al-Qur’an beserta terjemahannya ketika sudah memasuki masa belajar.<br />
<br />
<i>Di salin dari http://azansite.wordpress.com dengan beberapa tambahan</i>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-47317739096570169822011-11-24T12:37:00.001+07:002011-11-24T12:38:27.791+07:009 Tips meningkatkan kecerdasan balita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXlDkO-A4REql5NDRMrQsQyWtyZUXywAyENZ5xD5oPQPGxYBZBzeiReFX05RDLUHFU-KybKHX7o4cbUaG31Otl6KI221S-IeVPj44sbf4VBBt6mIVmcJSL6eDoFKVqfaKbFGrnjxlWwToH/s1600/bayicerdas.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXlDkO-A4REql5NDRMrQsQyWtyZUXywAyENZ5xD5oPQPGxYBZBzeiReFX05RDLUHFU-KybKHX7o4cbUaG31Otl6KI221S-IeVPj44sbf4VBBt6mIVmcJSL6eDoFKVqfaKbFGrnjxlWwToH/s1600/bayicerdas.jpeg" /></a></div><span id="goog_1990832890"></span><span id="goog_1990832891"></span>Selain sebagai sebuah anugerah dari Yang Maha Kuasa, kecerdasan seorang anak dan balita dapat distimulasi dan ditentukan oleh lingkungannya. Selain dirinya sendiri Ibu dan keluarga terdekat sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Disusul kemudian masyarakat, sekolah dan lingkungannya bermain.<br />
<br />
Ada banyak hal yang bisa membuat anak menjadi lebih cerdas. Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk membuat anak menjadi lebih pintar dan cerdas:<br />
<br />
<a name='more'></a><ol><li><b>Memberian ASI Ekslusif</b><br />
ASI merupakan makanan otak yang paling dasar. Peneliti secara konsisten terus menunjukkan berbagai macam keuntungan ASI yang behubungan dengan pertumbuhan bayi. Anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif di 6 bulan pertama usianya akan memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi ASI hanya beberapa bulan saja. Teruskan ASI hingga 2 tahun selain makanan pendamping yang lain.</li>
<li><b>Bermain permainan yang berpikir</b><br />
Ular tangga, catur, teka-teki silang dan sudoku selain menyenangkan juga mendukung strategi berpikir anak-anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan yang kompleks.</li>
<li><b>Mendengarkan lantunan Ayat Suci Al-Quran</b> <br />
Mendengarkan Murotal Al-Quran merangsang pertumbuhan otak. Dr. Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam sekitar tujuh tahun yang lalu. Dikatakannya, bayi yang berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang. </li>
<li><b>Membiasakan berolahraga</b> <br />
Para peneliti di Universitas Illinois menunjukkan hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik di antara anak-anak sekolah dasar. Semakin bugar badan sang anak maka kemampuan dalam menerima pelajaran juga meningkat. Sebaiknya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik atau organisasi olahraga tertentu sesuai dengan minat anak.</li>
<li><b>Menyingkirkan makanan siap saji</b><br />
Mengurangi asupan gula, lemak trans dari makanan siap saji dan menggantinya dengan makanan bergizi tinggi yang baik untuk perkembangan mental anak usia dini serta berfungsi dalam perkembangan motorik anak pada usia 1-2 tahun pertama. Contohnya anak-anak memerlukan zat besi untuk perkembangan jaringan otak yang sehat, anak yang kekurangan zat besi akan lambat dalam menerima rangsangan.</li>
<li><b>Mengembangkan rasa ingin tahu</b><br />
Para ahli mengatakan orang tua yang menunjukkan rasa ingin tahunya pada anak akan mendorong anak untuk mencari ide-ide baru, sehingga merangsang anak untuk berpikir. Mengajari anak keterampilan baru serta pendidikan di luar rumah juga bisa mengembangkan rasa ingin tahu anak dan intelektualnya.</li>
<li><b>Budayakan membaca</b><br />
Membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia. Cara ini bisa dimulai dengan sering membacakan anak dongeng sebelum tidur dan sering-seringlah memberikan anak hadiah buku yang bisa menarik perhatiannya.</li>
<li><b>Mengajarkan kepercayaan diri</b><br />
Orang tua sebaiknya meningkatkan semangat dan optimisme anak-anak. Berpartisipasi dalam tim olahraga atau kegiatan sosial akan membantu meningkatkan kepercayaan diri sang anak diantara teman-temannya.</li>
<li><b>Memberikan sarapan yang sehat</b><br />
Para peneliti meyakinkan bahwa mengonsumsi sarapan yang sehat akan meningkatkan memori dan konsentrasi anak dalam belajar. Anak-anak yang tidak dibiasakan sarapan cenderung lebih mudah marah dan kurang konsentrasi pada waktu belajar, sementara anak yang sarapan akan tetap fokus dan bergerak selama jam sekolah</li>
</ol>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-21273940594492217162011-01-14T14:37:00.001+07:002011-01-14T14:40:02.594+07:00Cara memerah dan menyimpan ASI<strong>Mengapa memerah ASI?</strong><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFooIFcQ5GXG9-CUL8lSgpWcQrI8w18nJrKXZ6GQVlUAqIbKkimj7mLpkTCYBraNupNR2huiT_toX2ooZSAndZ5M8ERrFD9Lek4FxWMU97on1_t8QL41XC5AMZMZR5fMXTc5FEjcqFlAEO/s1600/stok+ASI+Perah.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" n4="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFooIFcQ5GXG9-CUL8lSgpWcQrI8w18nJrKXZ6GQVlUAqIbKkimj7mLpkTCYBraNupNR2huiT_toX2ooZSAndZ5M8ERrFD9Lek4FxWMU97on1_t8QL41XC5AMZMZR5fMXTc5FEjcqFlAEO/s1600/stok+ASI+Perah.jpg" /></a></div>Memerah ASI biasanya dilakukan ketika Ibu tidak dapat menyusui secara langsung. Misalnya, karena sakit, perlu istirahat atau karena bayi sudah diberi MPASI.<br />
<br />
Bisa juga karena Ibu tidak dapat bersama bayi Ibu dikarenakan harus pergi (misalnya bekerja di kantor, ke luar kota), tapi tetap menginginkan agar bayi Ibu mendapatkan gizi terbaik.<br />
<br />
Memerah ASI juga membantu mendekatkan suami Ibu dengan bayi Ibu.<br />
<br />
<a name='more'></a><b>Memerah ASI dengan tangan</b><br />
<ul><li>Topang payudara Ibu dengan sebelah tangan lalu urut dari bagian atas payudara menuju puting. Urut menyeluruh, termasuk bagian bawahnya. </li>
<li>Sekarang, tekan perlahan-lahan pada area di belakang areola (kulit gelap yang mengitari puting) dengan ibu jari dan telunjuk.</li>
<li>Pencet kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah pucuk puting untuk mengeluarkan ASI Ibu. Berhati-hatilah, ASI bisa memancar ke segala arah.</li>
</ul><div><strong>Memerah ASI dengan pompa elektrik</strong></div><br />
<div></div>Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan tangan. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu dengan menaruh handuk hangat di atas payudara atau urut-urut sebelumnya dan pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai.<br />
<div>Lamanya memompa ASI sangan bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu 15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit. </div><br />
<strong>Menyimpan ASI perah</strong> <br />
<div>Simpan ASI di lemari es bawah atau di bagian freezer. Sekali dihangatkan, semua ASI yang tersisa harus dibuang. Jangan lupa untuk menuliskan tanggal pada ASI yang Ibu simpan. ASI dapat disimpan selama:</div><br />
<ul><li> 72 jam di dalam kulkas </li>
<li>Tiga bulan di dalam freezer (penyimpanan ini dapat mengurangi jumlah antibodi dalam ASI)</li>
</ul><strong>Cara menangani ASI yang membeku</strong><br />
<br />
Rendam ASI di air panas sampai mencair seluruhnya. Periksa suhu ASI sebelum diminumkan kepada bayi Ibu dengan cara meneteskannya ke punggung tangan. Setelah itu, berikan ASI sesegera mungkin.<br />
<div></div>Perlu diingat, jangan melelehkan atau menghangatkan ASI di microwave karena banyak zat-zat penting dalam ASI akan hancur. Selain itu, panas yang ditimbulkan dari microwave tidak rata, sehingga dikhawatirkan akan berbahaya bagi bayi karena terlalu panas. <br />
<br />
<div></div><div><em><span style="font-size: x-small;">Sumber: clubnutricia.co.id</span></em></div>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-58961896796837538812011-01-14T14:15:00.000+07:002011-01-14T14:15:21.834+07:00ASI adalah Makanan Utama Bayi, bukan Susu SapiASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi saat lahir sampai berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, bahkan air putih sekali pun. ASI ini sangat baik sekali bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi, karena ASI merupakan makanan utama bagi bayi bukan susu sapi.<br />
<br />
Tapi akhir-akhir ini kecenderungan ibu-ibu menyusui sudah terbius dengan iklan-iklan susu formula sehingga rela mengorbankan atau mengganti ASI dengan memberikan susu formula atau susu botol. Padahal menurut beberapa penelitian, berbagai penyakit berbahaya di masa bayi maupun usia dewasa bisa dihindari bila bayi diberi ASI EKSKLUSIF, contohnya infeksi, diare, radang otak, radang paru-paru, diabetes dan kanker. Begitu juga dengan kesehatan si Ibu, dengan ibu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi akan mempercepat pengembalian uterus seperti sebelum melahirkan (involusi uterus) dan banyak lagi.<br />
<br />
Dengan ASI Eksklusif seluruh kebutuhan bayi usia 0-6 bulan akan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sudah terpenuhi, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi, karena itu bayi memerlukan pula makanan tambahan (sesudah 6 bulan).<br />
<br />
<a name='more'></a>ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, bukan susu sapi (susu formula). Beberapa alasan mengapa ASI lebih baik ketimbang susu sapi adalah sebagai berikut.<br />
<br />
ASI mengandung lemak yang sangat tepat untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Jumlahnya tepat secara proporsional, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim lipase. Pada susu formula enzim ini tidak ada karena akan hancur bila dipanaskan, sehingga bayi menemukan kesukaran untuk menyerap susu formula (Roesli Utami, 2001). Bentuk lemak ASI yang utama adalah AA dan DHA yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan sel-sel otak yang optimal.<br />
<br />
Bagaimana dengan protein ASI? Protein ASI lebih rendah ketimbang Susu Sapi perbandingannya 3:1, tetapi mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi serta lebih mudah dicerna. Hampir semua susu sapi proteinnya berupa kasein dan hanya sedikit berupa Soluble Whey Protein. Kasein ini membentuk gumpalan yang liat dalam usus bayi, sedangkan SWP membentuk gumpalan lemak yang mudah dicerna dan diserap. Taurin terdapat dalam ASI tetapi tidak dalam susu sapi (Raiha, 1985) dan berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi otak (Gaul, 1985).<br />
<br />
Karbohidrat ASI yang utama adalah Laktosa, kadarnya 20%-30% lebih banyak dari susu sapi. Laktosa penting untuk jaringan otak yang sedang tumbuh, meningkatkan penyerapan Ca yang penting untuk pertumbuhan tulang, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik (Lactobacilus bifidus).<br />
<br />
Mineral ASI, konsentrasinya lebih rendah dari pada susu pengganti mana pun, sehingga akan lebih mudah diterima oleh kapasitas metabolik bayi. Rasio Kalsium dengan Fosfor (2:1) pada ASI. Konsentrasi Fosfor yang tinggi pada susu sapi akan menyebabkan penyerapan yang berlebihan yang menyebabkan terjadi Hipokalsemia Neonatal. Zat Besi (Fe) dalam ASI diserap oleh tubuh bayi sampai 70% dibandingkan dengan penyerapan hanya 30% dari susu sapi, ASI juga mengandung Na, K dan Clor yag lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi tetapi jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi ( suharjo 1995).<br />
<br />
Dari ulasan singkat tersebut diatas, kita dapat mengambil kesimpulan "Bahwa ASI adalah Makanan Utama Bayi bukan Susu Sapi", tidak ada Susu yang lebih baik dari Pada ASI.deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-75916196030848906192011-01-05T09:50:00.003+07:002011-01-05T09:51:40.249+07:00Merawat tali pusat<div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGyHsWOPUjVl6KMMegMrhEv9gizgiBt4wcuhhDR72aN_bYcfvhOx66kY_a6K0WdolBJcU4QvnPCSXi7RMOiZJz3hID4W9qrcz3D1d9SzAGbPKIpCjPzbXSBFHbcjoPbo5J1EbeXmQT71j/s1600/tali+pusat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" n4="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGyHsWOPUjVl6KMMegMrhEv9gizgiBt4wcuhhDR72aN_bYcfvhOx66kY_a6K0WdolBJcU4QvnPCSXi7RMOiZJz3hID4W9qrcz3D1d9SzAGbPKIpCjPzbXSBFHbcjoPbo5J1EbeXmQT71j/s200/tali+pusat.jpg" width="192" /></a>Tali pusat atau <em>umbilical cord</em> adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;">Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (<em>umbilical stump</em>), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu. Umumnya orangtua baru agak takut-takut menangani bayi baru lahirnya, karena keberadaan si <em>umbilical stump</em> ini. Meski penampakannya sedikit ’mengkhawatirkan’, tetapi kenyataannya bayi Anda tidak merasa sakit atau terganggu karenanya.</div><br />
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. Meski demikian, praktek membersihkan tali pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa negara maju pun masih diterapkan. Pertimbangannya, tali pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang mengeluarkan aroma (tetap tidak menyengat). Hal inilah yang membuat orangtua merasa khawatir. Bila orangtua ragu untuk menentukan cara mana yang akan diterapkan, lebih baik diskusikan dengan dokter.<br />
<div><br />
<a name='more'></a>Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Jangan khawatir, bayi Anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tenang saja, bayi Anda tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. <br />
<br />
Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup (mungkin Anda ’ngeri’ melihat penampakannya), tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). Dan jangan kenakan celana atau <em>jump-suit</em> pada bayi Anda. Sampai tali pusatnya puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi Anda menggunakan popok kain, jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas.</div><div><br />
Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya meskipun Anda gemas melihat bagian tali pusat yang ’menggantung’ di perut bayi hanya tinggal selembar benang. Orangtua dapat menghubungi dokter bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau bila terlihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas. Setelah tali pusat, terkadang pusar bayi terlihat menonjol (bodong). Dalam budaya kita ada anjuran untuk menempelkan uang logam (binggel) di atas pusar bayi setelah tali pusatnya puput. Tujuannya agar pusar anak tidak menonjol (bodong). Padahal tanpa diberi pemberat pun (uang logam), lama-lama tonjolan terebut akan menghilang. Dan sesungguhnya, pusar bodong atau tidak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik (EG)</div><div></div><div><em><span style="font-size: x-small;">Sumber: ibudananak.com</span></em></div>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-48949938468609011772011-01-04T14:11:00.000+07:002011-01-04T14:12:11.055+07:00Mengapa Harus ASI Ekslusif 6 BulanDan yang termasuk kewajiban seorang ibu adalah tidak mengingkari pentingnya hak anak untuk menikmati air susu dari payudara ibunya, bila mampu dan tidak menolak memberikannya selama masa menyusui, bagi siapa saja yang ingin menyempurnakan penyusuan, yakni dua tahun penuh sebelum disapih. Sementara sang ayah juga berkewajiban untuk membantu istri yang sedang menyusui, serta memenuhi segala hal yang dibutuhkan selama menyusui anaknya.<br />
<br />
<strong>ASI Ekslusif</strong><br />
<br />
Semua ibu dapat menyusui, hanya sedikit sekali ibu yang benar-benar tidak dapat menyusui, sebagian besar ibu yang merasa tidak dapat menyusui atau merasa ASI-nya kurang, sebenarnya hanya disebabkan karena kurangnya pengertian tentang ASI dan kurang terampil dalam menatalaksanakan menyusui yang benar.<br />
Menyusui memang suatu proses alamiah, tetapi kita harus tahu bagaimana cara menyusui yang benar. Ketrampilan untuk dapat menyusui adalah suatu seni yang dapat dan harus dipelajari melalui pengamatan dan pelatihan. Dengan penatalaksanaan yang benar, ASI dapat menjadi makanan tunggal bagi bayi sampai berusia enam bulan. Hanya seorang ibu, dengan dukungan dan pengertian penuh dari suami ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi.<br />
<br />
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia enam bulan (Utami Roesli, 2001).<br />
<br />
<a name='more'></a>Menurut Ali Khomsan 2007, tidak semua bayi beruntung bisa mendapatkan ASI secara cukup. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa disalah satu kota ditemukan 28 persen bayi yang disapih sebelum berumur satu tahun. Alasannya adalah ASI berhenti, anak menolak menyusu, ibu menolak menyusui dan karena ibu hamil lagi.<br />
<br />
Bayi dapat mencapai pertumbuhan optimal apabila diberi ASI eksklusif sampai usia 4-6 bulan, dan setelah itu tetap diberikan sampai usia 2 tahun dengan diberi tambahan makanan pendamping ASI.<br />
Bayi yang kurang mendapatkan ASI berarti kurang berkesempatan untuk mengembangkan kecerdasannya. ASI kaya akan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang sangat penting untuk mendukung kecerdasan seorang anak. Bayi kurang ASI juga rentan untuk menderita infeksi, dan umumnya kurang ASI berarti juga kurang belaian kasih sayang dari ibunya.<br />
<br />
Dari segi ekonomi menyusui dengan ASI paling ekonomis karena sumber daya ASI adalah karunia Tuhan yang tidak perlu dibeli. ASI adalah amanah yang harus disampaikan kepada yang berhak yaitu anak-anak kita. Selain itu suhu ASI selalu sesuai dengan suhu tubuh sehingga tidak terlalu panas dan dingin. Penyiapan ASI tentu tidak serumit penyiapan susu botol. Aspek higienitas ASI lebih terjamin daripada susu botol (Ali Khomson, 2006).<br />
<br />
Manfaat lain dari pemberian ASI yaitu perangsangan puting susu oleh isapan bayi akan menambah sekresi oksitosin ke dalam yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab 'gendut', kembali ke ukuran sebelum hamil. Dengan bantuan senam, proses pelangsingan dapat dipecepat.<br />
Jika ibu tidak berkenan menggunakan alat kontrasepsi artifisial, pemberian ASI dapat menjadi alternatif kontrasepsi, namun dengan syarat bahwa bayi hanya diberi ASI.<br />
<br />
Pemberian ASI secara eksklusif akan merangsang sekresi hormon prolaktin dan oksitosin.<br />
Hormon prolaktin berkemampuan menekan ovulasi (menghambat kegiatan ovarium melalui penghambatan hormon Luceinzing sembari mengganggu sekresi GRH – gonadotropin – releasing hormone) dan oksitosin berfungsi memicu dan memacu inovulasi uterus (Arisman, 2004).<br />
Segi positif lain dari pemberian ASI adalah :<br />
<ol><li>Menyusui mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.</li>
<li>Menyusui menghindarkan ibu dari kemungkinan timbulnya kanker payudara.</li>
<li>Mencegah timbulnya diabetes melitus pada masa bayi (anak-anak).</li>
<li>Mencegah hipertensi pada anak-anak (Tuti Soenardi, 2004).</li>
</ol><strong>Produksi ASI (Air Susu Ibu)</strong><br />
<br />
Air susu ibu diproduksi dalam 'alveolli', pada bagian awal saluran kecil air susu. Jaringan di sekeliling saluran-saluran air susu dan alveoli terdiri dari jaringan lemak, jaringan pengikat tersebut menentukan ukuran payudara. Selama masa kehamilan, payudara membesar dua sampai tiga kali ukuran normalnya, dan saluran-saluran air susu serta alveoli dipersiapkan untuk masa laktasi.<br />
<br />
Setelah melahirkan, laktasi dikontrol oleh dua macam refleks, yaitu :<br />
<ol><li>Refleks produksi air susu (milk production reflex)<br />
Bila bayi menghisap puting payudara, akan diproduksi suatu hormon yang disebut prolaktin (prolactin) yang akan mengatur agar sel-sel dalam alveolli memproduksi air susu. Air susu ini dikumpulkan dalam saluran-saluran air susu.</li>
<li>Refleks mengeluarkan (let down reflekx).<br />
Hisapan bayi juga merangsang produksi hormon lain yang disebut oksitosin (oxytocin), yang akan membuat sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju puting payudara (Deddy Muchtadi, 2002).</li>
</ol>ASI dihasilkan oleh kerja gabungan hormon dan refleks. Selama kehamilan, terjadi perubahan pada hormon yang akan menyiapkan jaringan kelenjar (alveolli) untuk memproduksi ASI. Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks, yaitu refleks prolaktin dan reffleks oksitosin yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat dan dalam jumlah yang tepat. Pemahaman yang tepat mengenai refleks ini dapat menerangkan mengapa dan bagaimana seorang ibu dapat memproduksi ASI.<br />
<br />
Hormon prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa depan yang berada di dasar otak. Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Sedangkan rangsangan pengeluaran prolaktin ini adalah pengosongan ASI dari gudang ASI (sinus lactiferus). Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari payudara, makin banyak ASI yang diproduksi.<br />
<br />
Sebaliknya apabila bayi berhenti menghidap atau sama sekali tidak memulainya, maka payudara akan berhenti memproduksi ASI. Sehingga apabila seorang ibu ingin menambah produksi ASI-nya, cara yang terbaik adalah dengan merangsang bayi untuk menghisap lebih lama dan lebih sering. Harus tetap dipahami, bahwa semakin sering ibu menyusui bayinya, akan semakin banyak produksi ASI-nya. Semakin jarang ibu menyusui, makin berkurang jumlah produksi ASI-nya (Utami Roesli, 2001).<br />
<br />
Hormon oksitosin berasal dari bagian belakang kelenjar hipotesa yang terdapat didasar otak. Sama halnya dengan hormon prolaktin, hormon ini diproduksi bila ujung saraf sekitar payudara di rangsang oleh isapan bayi. Oksitosin masuk ke dalam darah menuju payudara, membuat otot-otot payudara mengerut dan disebut hormon oksitosin.<br />
<br />
Kejadian ini disebut refleks pengeluaran ASI (let down reflex). Reaksi bekerjanya hormon oksitosin dapat dirasakan pada saat bayi menyusu pada payudara ibu. Kelenjar payudara akan mengerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Banyak wanita dapat merasakan payudaranya terperas saat menyusui, itu menunjukkan bahwa ASI mulai mengalir dari pabrik susu (alveolli) ke gudang susu (ductus latiferous).<br />
<br />
Bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup apabila hanya mengandalkan refleks prolaktin saja, akan tetapi harus dibantu oleh refleks oksitosin. Bila refleks ini tidak bekerja, maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun produksi ASI cukup. Refleks oksitosin lebih rumit dibandingkan refleks prolaktin, karena refleks ini berhubungan langsung dengan kejiwaan atau sensasi ibu. Perasaan ibu dapat meningkatkan dan menghambat produksi ASI (Utami Rusli, 2001).<br />
<br />
Air Susu Ibu sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir. Air susu pertama yang bertahan sekitar 4-5 hari, masih berupa kolustrum. Banyaknya kolustrum yang disekresikan setiap hari berkisar antara 10-100 cc, dengan rata-rata 30 cc. Air susu sebenarnya baru keluar setelah hari kelima. Ibu harus menjulurkan payudaranya ke mulut bayi hingga seluruh puting dan areola “tergenggam” oleh mulut bayi.<br />
<br />
Tugas mengalirkan susu jangan dibebankan pada satu payudara saja. Perlakuan berat sebelah ini, jika memang terjadi, akan menurunkan fungsi payudara sebagai produsen ASI. Karena itu, kedua payudara sebaiknya digilir masing-masing sekitar 7-10 menit. Selesai menyusui, payudara dibersihkan dengan air bersih dan dibiarkan kering dalam udara selama 15 menit.<br />
Jumlah produksi ASI, bergantung pada :<br />
<ul><li>Besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil dan dalam batas tertentu,</li>
<li>Diet selama menyusui,</li>
<li>Faktor lingkungan seperti perilaku masyarakat terhadap pemberian ASI,</li>
<li>Persiapan peng-ASI-an,</li>
<li>Kecanduan pada rokok dan alkohol,</li>
<li>kesegeraaran memberikan ASI setelah melahirkan,</li>
<li>Saat pemberian makanan lengkap,</li>
<li>Penggunaan tablet KB.</li>
</ul>Rata-rata volume ASI wanita berstatus baik sekitar 700-800 cc sementara mereka yang berstatus gizi kurang hanya berkisar 500-600 cc (Jellife dan Jellife, 1966). Jumlah ASI yang disekresikan pada 6 bulan pertama 750 cc sehari. Sekresi pada hari pertama hanya terkumpul sebanyak 50 cc yang kemudian meningkat menjadi 500, 650 dan 750 cc, masing-masing pada hari V, bulan I dan III. Volume ASI pada 6 bulan berikutnya menyusut menjadi 600 cc.<br />
<br />
Namun demikian, status gizi tidak berpengaruh besar terhadap mutu (kecuali volume) ASI, meskipun kadar vitamin dan mineralnya sedikit lebih rendah (Hambraeus dan Sjolin, 1970). Pendapat ini dapat digunakan sebagai penjelasan kepada wanita yang enggan menyusukan bayi dengan alasan status gizi mereka kurang baik (Arisman, 2004).<br />
<br />
Dalam tata cara pemberian ASI, seorang bayi yang lapar biasanya mengosongkan payudara pertama dalam beberapa menit. Seorang bayi yang disusui atas permintaannya dapat menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam. Sebagian besar ibu dan bayinya kemudian akan membuat jadwal rutin dimana seorang bayi akan menyusu sebanyak 5-10 kali dalam sehari. Di bawah kondisi normal, tidak ada makanan atau cairan lain yang diperlukan oleh bayi selama beberapa hari pertama, meskipun bila produksi ASI masih terbatas.<br />
Pemberian susu botol akan mempengaruhi perkembangan daya isap si bayi. Hanya apabila susu udara terlalu panas, berikanlah air matang yang dingin dengan menggunakan sendok. Bayi yang normal mempunyai cadangan zat-zat gizi dalam tubuhnya untuk menjalani masa ini.<br />
<br />
Tetapi apabila bayi terlalu kecil atau sangat lemah, atau apabila puting susu terluka, sejumlah kecil susu ekstra, bila memungkinkan ASI dan ibu lain, harus diberikan bayi harus diteruskan menyusu pada ibunya untuk mendorong produksi ASI. Sebagai pilihan kedua, sejumlah kecil air matang ditambah gula atau maju dapat diberikan dengan menggunakan sendok yang bersih. Air tajin, mentega dan makanan-makanan lain yang secara tradisional diberikan pada bayi, jangan digunakan (Deddy Muchtadi, 2002).<br />
<br />
Bagi teman2 yang sudah ASI eksklusif alhamdulillah Ayo lanjutkan, bagi yg belum ayo kita niatkan untuk ASI eksklusif pada anak2 kita kelak yakinlah pasti bisa! dan bisa! karena manfaat yang luar biasa.<br />
<br />
<strong>Anindya Sugiyarto</strong>, Ibu rumah tangga, ibu dua orang anak, Rawasari Jakpus.<br />
<br />
<em><span style="font-size: x-small;">Sumber: Eramuslim.com</span></em>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-849816575171035120.post-29529044020371185582011-01-04T11:50:00.000+07:002011-01-04T14:16:44.254+07:00Bayi Baru Lahir (BBL) Normal<strong><span style="color: red;">A. Pengertian</span></strong> <br />
<br />
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.<br />
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.<br />
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.<br />
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.<br />
<br />
<strong><span style="color: red;">B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir</span></strong><br />
<ol><li>Berat badan 2500 – 4000 gram</li>
<li>Panjang badan 48 – 52 cm</li>
<li>Lingkar dada 30 – 38 cm</li>
<li>Lingkar kepala 33 – 35 cm</li>
<li>Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit</li>
<li>Pernafasan ± – 60 40 kali/menit</li>
<li>Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup</li>
<li>Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna</li>
<li>Kuku agak panjang dan lemas</li>
<li>Genitalia;<br />
- Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora<br />
- Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada</li>
<li>Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik</li>
<li>Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik</li>
<li>Reflek graps atau menggenggan sudah baik</li>
<li>Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan</li>
</ol><strong><span style="color: red;"></span></strong><br />
<a name='more'></a>C. Reflek – Reflek Fisiologis <br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">1. Mata</span></strong><br />
<br />
a. Berkedip atau reflek corneal<br />
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.<br />
b. Pupil<br />
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.<br />
c. Glabela<br />
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.<br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">2. Mulut dan tenggorokan</span></strong><br />
<br />
a. Menghisap<br />
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.<br />
b. Muntah<br />
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.<br />
c. Rooting<br />
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan<br />
d. Menguap<br />
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup<br />
e.Ekstrusi<br />
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan<br />
f.Batuk<br />
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir<br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">3. Ekstrimitas</span></strong><br />
<br />
a. Menggenggam<br />
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari<br />
b. Babinski<br />
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi<br />
c. Masa tubuh<br />
(1). Reflek moro<br />
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.<br />
(2). Startle<br />
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam<br />
(3). Tonik leher<br />
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.<br />
(3). Neck – righting<br />
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis<br />
(4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)<br />
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.<br />
<br />
<strong><span style="color: red;">D. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir</span></strong><br />
<br />
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :<br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">1. Pencegahan Infeksi</span></strong><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.</li>
</ul><strong><span style="color: blue;">2. Melakukan penilaian</span></strong><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l7 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l7 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas</li>
</ul>Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.<br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">3. Pencegahan Kehilangan Panas</span></strong><br />
<br />
<em>Mekanisme kehilangan panas</em><br />
<strong><span style="color: green;">a. Evaporasi</span></strong><br />
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.<br />
<strong><span style="color: green;">b. Konduksi</span></strong><br />
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut<br />
<strong><span style="color: green;">c. Konveksi</span></strong><br />
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.<br />
<strong><span style="color: green;">d. Radiasi</span></strong><br />
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)<br />
<br />
<em><b><span style="color: blue;">Mencegah kehilangan panas</span></b></em><br />
<br />
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :<br />
<strong><span style="color: green;">a. Keringkan bayi dengan seksama</span></strong><br />
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.<br />
<strong><span style="color: green;">b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat</span></strong><br />
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)<br />
<strong><span style="color: green;">c. Selimuti bagian kepala bayi</span></strong><br />
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.<br />
<strong><span style="color: green;">d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya</span></strong><br />
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran<br />
<strong><span style="color: green;">e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir</span></strong><br />
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.<br />
<br />
<em><b><u><span style="color: blue;">Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :</span></u></b></em><br />
<br />
(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)<br />
(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.<br />
(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan<br />
(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.<br />
(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat<br />
(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering<br />
(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik<br />
(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik<br />
(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya<br />
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat<br />
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI<br />
<br />
<strong><span style="color: blue;">4. Membebaskan Jalan Nafas nafas</span></strong><br />
<br />
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l9 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.</li>
</ul><strong><span style="color: blue;">5. Merawat tali pusat</span></strong><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)</li>
</ul><strong><span style="color: blue;">6. Mempertahankan suhu tubuh bayi</span></strong><br />
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).<br />
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.<br />
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Keringkan bayi secara seksama</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Tutup bagian kepala bayi</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)</li>
</ul><strong><span style="color: blue;">7. Pencegahan infeksi</span></strong><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l1 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Memberikan vitamin K</li>
</ul>Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l2 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Memberikan obat tetes atau salep mata</li>
</ul>Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.<br />
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat<br />
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir<br />
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :<br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)</li>
</ul><strong><span style="color: blue;">8. Identifikasi bayi</span></strong><br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Ø Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)</li>
</ul>Sumber :<br />
<ol type="1"><li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><place><city>DepKes</city> <state>RI</state></place>, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta</li>
<li class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; mso-list: l3 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Modul Asuhan Persalinan Normal</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
<div></div></div>deehttp://www.blogger.com/profile/06907242902615564638noreply@blogger.com0